Skip to main content

Posts

Thrill: Love, Lies, and Lust by Aisy

Chapter II Surat Kecil Seperti kertas putih yang dibuang ke pulau tak bernama, sepertinya kata-kata itu sangat cocok untukku saat ini. Bagaimana tidak, sampai detik ini aku masih belum tau siapa diriku, dimana diriku, dan siapa orang-orang yang merawatku. Aku masih belum bisa memecahkan teka-teki itu. Dan yang lebih parahnya lagi, kakiku masih belum bisa ku gerakkan.

Thrill: Love Lies and Lust by Aisy

Chapter 1  Who am I? Laki-laki itu perlahan membuka kelopak matanya yang tampak terasa berat. Dia mengedarkan pandangan ke setiap sudut ruangan. Ruangan itu didominasi dengan warna gelap. Setiap sudutnya dihiasi ornamen mewah. Terdapat jendela persis menghadap matahari terbit yang sepertinya tidak pernah dibuka semenjak laki-laki itu terbaring disana. Selain itu, terdapat beberapa furnitur sisa-sisa zaman victoria yang menambah kesan klasik ruangan itu. Lukisan karya Edvard Munch tergantung tepat di depan jendela, membuatnya selalu terlihat samar-samar ketika matahari terbit. Lukisan itu berjudul “the scream”, sedikit menakutkan dan menambah kesan gelap ruangan itu.